Rabu, 08 Juli 2015

Love story

Part1

Berawal dari pertemuan dalam suatu program pelatihan, disitulah kita berdua mulai bertemu, namun tak ada pembicaraan antara kita berdua. Dan kita hanya sebatas kenal tanpa memulai pendekatan. Yang ku ingat sesekali kita pernah berbicara namun hanya sepatah kata. Aku tak tau dia menyukaiku atau bagaimana karena itu tak terlihat olehnya. 

Hingga pada akhirnya ada orang lain yang secara tiba-tiba datang menghampiri. Awalnya kita memang saling diam , mungkin karena rasa malu yang membuat kita tersipu enggan bicara. Setelah moment saat pertama kali kita duduk berdua dalam satu ruang pembelajaran, disitu dia mulai perlahan mendekatiku. Kita awali pembicaran dengan kata-kata pilu dan kaku, hingga canda dan tawaan itu datang menyelingi pembicaraan kau dan aku. 

Tak terasa perkenalan kita sudan cukup jauh, hingga akhirnya kau katakan rasamu padaku. Namun aku tak semudah mempercaya, karena aku pernah terluka oleh seseorang sebelumnya. Dan aku ingin menguji kesejatian cinta yang dimilikinya, apakah dia mau berusaha lagi untukku atau pergi mencari cinta lain yang mungkin bisa semudah menerimanya. 

Ternyata dia menunjukan kesejatian cinta itu, dia katakana cinta dengan sepucuk bunga dan kata penuh harapan. Jujur aku tersipu dengan usahanya dan akupun harus menjawab rasanya. Disaat itulah akhirnya kita memutuskan untuk menjalin hubungan dengan harapan cinta tidak hanya diawal saja. Kita awali masa-masa indah itu, kamu orang yang humoris sama sepertiku hingga itu yang membuat setiap pertemuan kita selalu ada canda dan tawa. Ada saja hal yang kita lakukan berdua. 

Bulan pertama kau berikan setangkai bunga mawar dengan sepucuk surat bertuliskan kata demi kata darimu, menandakan hari spesial anniversary kita yang ke satu bulan. Bulan ketiga bersamaan dengan hari ulang tahunku kau berusaha membuatkan kado terindah untukku, dan ternyata itu adalah lukisan wajahku dan ada sepucuk surat darimu. Dan sampai sekarang surat-surat dan lukisan itu masih kusimpan rapih dikamarku sebagai kenangan terindah darimu. 

Tak terasa sudah bulan kelima kita menjalin hubungan, Tapi aku tak menyangka perjalan kisah kita hanya bertahan sampai disini saja kita sepakat untuk mengakhiri hubungan kita. Mungkin karena keegoan kita masing-masing atau ketidak sepahaman kita yang membuatku mengambil keputusan untuk mengakhiri semuanya. Kita mulai berjalan masing-masing menjalani kehidupan tanpa ada KITA cuma hanya antara aku dan kamu. 

Dia memutuskan untuk pergi menjauh dariku untuk melupakan kenangan itu bersamaku. Dan aku menerima keputusannya untuk menjauhiku karena ku tau mungkin itu yang terbaik untuk dirinya. Hanya berlangsung satu hari dia akhirnya kembali menghubungiku dan dia membuat pengakuan bahwa dia tak bisa untuk menjauhiku. 
Setelah kejadian itu, kita mengawali hari sebagai seorang teman tak lagi sama seperti dulu. Beberapa haripun terlewati dan hingga sampai pada saatnya kau memintaku untuk bisa mengawali semuanya dari awal, memperbaiki hubungan kita yang sempat rusak. 

Namun aku tak semudah meng iakannya karena aku ragu padanya. Aku ragu apa kau benar-benar sayang dan mencintaiku, jika kudapatkan kenyataan bahwa kau tidak benar-benar sayang dan mencintaiku. Aku ragu kau benar takut akan kehilanganku, jika kudapatkan kenyataannya bahwa kau akan membiarkanku menghilang. Tiba-tiba kau pergi dan sesaat memintaku kembali. 

Tapi aku tak bisa selamanya membohongi diri bahwa aku juga menginginkan kau kembali. Aku pun memberikan kesempatan kedua itu untukmu untuk memperbaiki semuanya. Namun saat kita memulainya kembali kita mulai saling berjauhan karena jarak, mungkin lebih tepatnya LDR! Kita komit untuk bisa menjalani semuanya walau terhentang jarak. Karena aku berfikiri kita sailing sayang dan menyayangi tidak akan saling menyakiti. 

Hanya berlangsung sebulan problematika itu datang lagi, kau marah saat kesalahpahamanmu mengartikan tentangnya karena kamu tak inginkan aku dekat dengan orang lain. Dan aku pun marah saat aku tau sikapmu tak sama seperti yang kau tak inginkan dariku. Tapi kau tak ijinkan Ku marah seperti saat kau marah, malah kau lebih menyudutkanku. Padahal jelas-jelas kau melakukan kesalahan yang kau tak inginkan jika Ku lakukan itu, tapi justru malah kau yang melakukannya. Mungkin kata yang tepat untukmu adalah EGOIS!!

Dulu kau pergi dan sesaat memintaku kembali dan aku pun kembali. Namun kini sudah kesekian kalinya itu terjadi. Aku bukan robot cintamu yang bisa kau permainkan dan kau sakiti sesuka hati. Aku hanya wanita biasa yang mempunyai hati kuharap kau mengerti sebelum memintaku kembali!! Tapi aku rasa kita takkan pernah kembali, karena kurasa sudah cukup kita jalani. 

Sekarang aku sadar bahwa tak ada cinta sejati. Cinta itu hanya kelihatannya saja seperti sekotak collar yang manis, tapi kenyataannya tak semua coklat itu manis malah lebih pahit dari sepahit-pahitnya coklat. Ku rasa akan kuhentikan langkahku untuk berhadapan dengan yang namanya cinta, karena selama ini yang kudapatkan hanya sekedar awal cinta yang indah namun berujung terbalik menjadi cinta yang luka. 

Berbulan bulan ku lalui hari sendiri berusaha menyembuhkan luka yang kuhadapi. Aku tak perlu ada orang lain yang mengerti tentang lukaku karena ku tak ingin mereka mengetahuinya dan menyudutkan dia. Aku tak ingin menyalahkannya karena aku lah yang dulu memilihnya untuk bersamaku. Jadi tak ada yang perlu disalahkan.

Tak kusangka setelah semuanya berlalu dan akupun sudah lama sendiri diapun hadir , dia orang yang ada diawal ceritaku. Kita mulai awali percakapan lewat messages karena saat itu jarak tak memungkinkan kita berbicara langsung. Mulanya memang hanya percakapan biasa bahkan tidak seperti orang yang kenal dekat. Dia saat ini berada jauh bagaikan perantau demi mengejar tanggung jawab dan awal pencapaian masa depannya. Tidak seperti aku yang sampai saat ini masih terus disini menjajakkan kakiku tanpa langkah yang tak pasti. Karena aku tidak seberuntung dia atau teman-teman seperjuanganku yang lainnya. Mereka sudah arungi langkah yang jauh menata sedikit demi sedikit pengalaman untuk masa depannya nanti. Mungkin dia ataupun mereka mengeluh karena menyusuri hidup jauh dari keluarga dan kehidupan disana yang tak semestinya sama dengan angan dan bayangan mereka. Namun yakinlah kalian beruntung langkahnya tak terhenti seperti aku disini, kalau boleh meminta aku ingin sama seperti kalian walaupun dalam posisi yang sulit tapi aku bisa melangkah seperti kalian. 

Aku mulai goyah, aku prustasi, aku tak punya harapan lagi!! Tapi dia hadir menyemangatiku dari kejauhan dan memberikan kata-kata penyemangat agar aku bangkit lagi, bahwa ada rencana tuhan yang indah dibalik masalah ini. Aku tau orang lain juga bisa melakukan hal yang sama seperti yang kau lakukan kepadaku, namun entah mengapa hal yang kau lakukan kepadaku seperti kau sangat memahamiku tidak seperti yang lain hanya bisa berkata sabar tapi tak memahami. 

Kitapun mulai jauh berbicara, hampir setiap hari kita berkomunikasi walau tidak secara langsung. Ada saja hal yang membuatku tersenyum malu karenamu. Entah mengapa aku merasa semakin dekat denganmu, apa aku mengartikan semuanya terlalu jauh? Aku menikmati saat yang kita lalui walau tanpa tatap muka. 

Hingga pada suatu ketika kau ungkapkan perasaanmu lewat video yang kau kirimkan. Kau ungkapkan kau bahagia bisa mengenalku sampai saat ini, kau bilang ku menghadirkan tawamu kembali setelah redup, kau bilang mungkin terlalu cepat aku ungkapkan perasaan ini dan terlalu egois untuk punya rasa sama kamu, kau bilang jika kita lalui ini tidak akan mudah karena saat ini kita jauh, kau tidak menjanjikan akan membuatku selalu bahagia tapi kamu janji tidak akan membuat aku menangis kecewa. Kau menanyakan tentang salahkah semua rasamu padaku karena kau sayang padaku, dan kau menanyakan perasaanku??

Aku hanya bisa berkata, jika kau menanyakan tentang perasaanku aku tak bisa mengartikan semuanya karena memang mungkin ini terlalu cepat. Aku merasa nyaman, aku bahagia karena tawa ini selalu datang darimu. Aku hanya bisa berterimakasih atas semua perhatianmu, atas rasa peduli itu, dan rasa sayangmu. Namun maaf jika aku tak bisa mengartikan cinta itu dengan cepat. Karena aku takut yang mulanya cinta, mulanya sayang tapi realitanya berbanding jauh. Mungkin itu alasanku tak dapat menjawab rasamu. Aku ingin kita jalani semuanya tahap demi tahap dan berproses, agar kita sama-sama yakin, dan kita akan buat realita cinta yang indah. 

Kau memintaku untuk tetap menunggumu sampai saatnya kau datang meyakinkan soal rasamu. Dan aku akan menunggumu walau banyak waktu-waktu yang harus aku tunggu umtuk penantian itu. Karena ku yakin pertemuan kita nanti akan berujung indah. Disini aku selalu merindu, berangan pertemuan kita nanti akan membuat kita saling bahagia, menghabiskan waktu bersama. 

BERSAMBUNG.. 



Part2  

Aku tak tau sebenarnya apa yang telah terjadi antara kita. Saat ini kita terikat dalam status yang tak jelas, bercengkrama selayaknya sepasang kekasih. Dalam zona pertemanan ini kita terjebak. Terkadang kita bisa menjadi diri sendiri ketika kita ada dalam zona perteanan bukan dalam zona pacaran. Aku menganggapmu memang hanya sebatas sahabat yang baru aku kenal sampai saat ini pun tetap sama, mungkin kamu juga beranggapan demikian. Namun terkadang ada rasa berbeda yang menghampiri pikiranku dan ini kuartikan sebagai CINTA. Karena yang aku rasa begitu indah.
CINTA itu sederhana ‘KENAL..NYAMAN..BERTAHAN’. Namu entah mengapa aku sulit untuk menjelaskannya kepadamu. Aku mengenal kamu sebagai pribadi yang baik, pengertian, perhatian dan lucu. Aku selalu ingat bagaimana caramu membuatku tersenyum malu. Kamu yang selalu menjadi alasan dari senyuman ini, dan kamulah yang membuatku menikmati arti hidup. Kadang aku bertanya-tanya pada diriku sendiri “Apakah aku benar jatuh cinta?” jika memang benar, tolong izinkanlah aku jadi salah satu orang yang patas menyayangimu.
Sekarang aku merasakan perbedaan pada dirimu, perhatianmu sirnah entah kemana, kata-kata yang biasa membuatku tersenyum malu tak lagi kudengar darimu, kamu tidak lagi berkata tapi membisu. Kita sudah tak punya waktu banyak lagi, mungkin semua karena jarak dan waktumu yang terbatas. Tapi tak adakah sedikit waktu untuk sekedar menyapa dan bertanya tentang keadaanku. Aku selalu ingat bahwa aku bukan siapa-siapamu, yang tak pantas untuk berujar seperti ini. 
“Taukah aku merindu?” kamu dimana?”. Dimana kamu yang bejanji akan selalu ada menemaniku, dimana kamu yang membuat senyuman disetiap hariku. “Apakah ini kamu?” yang berjanji tak akan membuatku meneteskan air mata, namun sekarang kamu yang menjadikan alasan dari setiap air mata yang jatuh. Ku anggap ini bukan kamu!.  “YOU BE THE ONE I KNOW NOT LIKE TO DAY and STILL BE MY REASON TO SMILE NOT THE REASON I CRIED!! Please” 
Terkadang aku harus belajar bagaimana mempercayai orang lain, terutama tentang CINTA. Semua tak hanya bertumpu pada lidah, karena lidah hanya bisa bicara kata. Untuk apa ada kata bila kata itu tak sejalan dengan hati yang sesunguhnya. Kamu tak perlu tersenyum, bila selama ini senyum yang kau buat hanyalah senyum palsu. Kamu tak perlu ungkapkan sayang, karena aku tau hanya dia yang ada dihatimu dan itu terucap darimu. Tak ada orang ain yang bisa menggantikannya termasuk aku. Aku tak menyalahkan ini, tapi kuminta jadilah apa yang semestinya kamu.  Aku tak menyesal mengenalmu, karena kamu pernah berarti untukku. Bila semua yang pernah terjadi hanya akan menjadi sebuah kenangan, aku tak akan pernah melupakannya. 
Sebentar lagi jarak kita akan berdekatan. Aku bahagia mendengar kabar itu. “Apakah kamu akan datang untuk menemuiku?” hanya kau yang tau. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar